Cis Polda Jatim, JOMBANG - Saiful Priatna alias Ipul, satu dari tiga WNI yang ditangkap di Poso, Sulawesi Tengah akibat dugaan terlibat Islamic State of Iraq and Syiria/Syam (ISIS), ternyata mantan santri Ponpes Tebuireng Jombang. Ipul dibekuk bersama dua WNI dan 4 warga Turkistan di Poso, Sabtu (13/9/2014) lalu.
Pengasuh Ponpes Tebuireng KH Salahuddin Wahid (Gus Solah) membenarkan, Ipul pernah nyantri di pesantren yang dicetuskan pendiri NU KH Hasyim Asyari tersebut sekitar tahun 2000. "Saiful belajar di sini tidak sampai tamat," kata adik kandung mantan Presiden RI Abdurrahman Wahid (Gus Dur), ini, Selasa (16/9/2014).
Disinggung perilaku keseharian Saiful selama nyantri, Gus Solah mengaku kurang tahu persis. Sebab Syaiful yang asal Sulawesi itu, hanya setahun mengenyam pendidikan di Tebuireng.
Meski mengakui Saiful pernah nyantri di Ponpes Tebuireng, Gus Solah menegaskan pesantrennya mengedepankan ajaran ahlussunnah wal jamaah. Ponpes Tebuireng, tidak pernah mengajarkan radikalisme agama.
Bahkan Gus Solah tegas menolak, faham yang mengajarkan kekerasan atas nama agama. Jika memang Saiful terlibat jaringan teroris atau ISIS, itu bukan ajaran dari Ponpes Tebuireng. "Boleh jadi terpengaruh pergaulan, selepas dari sini,” tegas Gus Solah.
Diketahui, Sabtu (13/9/2014) dini hari, Polri dan Tim Densus 88 membuntuti sebuah mobil yang berisi tujuh orang, yakni 3 WNI dan 4 WNA, terduga teroris menuju Kabupaten Poso, Sulteng. Salah satu WNI itu Saiful Priatna.
Sehari-hari, Saiful berprofesi sebagai guru honorer di sebuah Sekolah Luar Biasa (SLB) di Palu, Sulawesi Tengah. Saiful juga disebut-sebut terlibat menyembunyikan DPO teroris, atas nama Mukhtar alias Romi, anggota jaringan Mujahidin Indonesia Timur pimpinan Santoso.
0 comments:
Post a Comment